Halaman

Selasa, 22 Juni 2010

Seni Secara Umum

Artikel ini mengenai konsep umum seni. Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.

Definisi dan evaluasi seni telah menjadi sangat bermasalah sejak awal abad ke-20. Richard Wollheim membedakan tiga pendekatan: yang Realis, dimana kualitas estetika merupakan nilai absolut terlepas dari pandangan manusia; yang objektivis, dimana juga merupakan nilai absolut, tetapi bergantung pada pengalaman manusia secara umum; dan posisi relativis, dimana tidak nilai mutlak, tetapi tergantung pada, dan bervariasi dengan, pengalaman manusia manusia yang berbeda. Sebuah benda dapat ditandai oleh niat, atau ketiadaan, dari penciptanya, terlepas dari tujuan jelas. Sebuah cangkir, yang seolah-olah dapat digunakan sebagai wadah, dapat dianggap seni jika dimaksudkan hanya sebagai hiasan, sementara sebuah lukisan dapat dianggap kerajinan jika diproduksi secara massal.

Secara tradisional, seni istilah digunakan untuk merujuk kepada suatu keahlian atau penguasaan. Konsepsi ini berubah selama periode Romance, ketika seni datang untuk dilihat sebagai “fakultas khusus pikiran manusia harus diklasifikasikan dengan agama dan ilmu pengetahuan”. Secara umum, seni dibuat dengan tujuan untuk merangsang pikiran dan emosi.

Sifat seni telah dijelaskan oleh Richard Wollheim sebagai “salah satu yang paling sukar dipahami dari masalah-masalah tradisional kebudayaan manusia”. Telah didefinisikan sebagai wahana ekspresi atau komunikasi emosi dan ide-ide, suatu cara untuk menjelajah dan menghargai unsur-unsur formal untuk kepentingan mereka sendiri, dan sebagai mimesis atau representasi. Leo Tolstoy seni diidentifikasi sebagai penggunaan tidak langsung berarti untuk berkomunikasi dari satu orang ke orang lain. Benedetto Croce dan RG Collingwood memajukan pandangan idealis bahwa seni mengungkapkan emosi, dan bahwa karya seni pada dasarnya ada dalam pikiran pencipta. Teori sebagai bentuk seni berakar pada filsafat Immanuel Kant, dan dikembangkan pada awal abad kedua puluh oleh Roger Fry dan Clive Bell. Seni sebagai mimesis atau representasi memiliki akar dalam filsafat Aristoteles. Baru-baru ini, para pemikir dipengaruhi oleh Martin Heidegger telah menafsirkan seni sebagai cara yang dengannya masyarakat mengembangkan sendiri media untuk ekspresi diri dan penafsiran.

Sumber : www.seni-rupa.com diakses hari Selasa tanggal 22 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar